Bukan Anak Cengeng

Sejak bisa jalan aku suka banget jalan kesana kemari. Kadang jalannya juga sambil buru-buru dan sedikit lari-larian. Karena jalannya seperti itu, bukan sekali dua kali aku jatuh waktu jalan. Tapi udah nggak keitung saking seringnya. Hehehe… Sakit waktu jatuh? pastinya. Tapi kalau nangis waktu jatuh? No way!!

Aku kadang suka heran sama anak bayi-bayi seumuran aku yang suka nangis diheboh-hebohin waktu jatuh. Padahal aku yakin, nggak terlalu sakit jatuhnya. Kenapa ya mereka sampai gitu? Padahal aku juga sering melakukan hal yang sama tapi nggak pake nangis.

Setelah aku perhatiin beberapa anak yang nangis heboh kalau lagi jatuh, kesimpulanku adalah hal itu disebabkan oleh orangtuanya yang heboh juga saat melihat anaknya yang jatuh. Pas anak jatuh, orangtuanya langsung teriak trus anaknya kaget dan akhirnya nangis heboh deh. Jadi nangis itu disebabkan oleh kehebohan orangtua daripada karena rasa sakit yang dialami si anak.

Beda banget sama Ongki dan Ibu. Orangtuaku nggak pernah teriak heboh waktu aku jatuh. Mereka lempeng aja dan selalu bilang “Ayo berdiri lagi!”. Dapet reaksi seperti itu ya aku jadinya nyantai juga. Rasa sakit yang aku rasakan waktu jatuh jadi nggak kerasa karena aku merasa disupport sama orangtuaku. Jadi no nangis heboh waktu jatuh.

Dari kejadian jatuh yang sering aku alami ini, orangtuaku mengajarkanku untuk nggak jadi anak cengeng. Selain itu, aku juga belajar untuk harus selalu bangkit lagi saat terjatuh. 🙂